Dirawat Di RSCM, Gionino (10) Warga Kalianda Butuh Bantuan Para Dermawan
-->
Kategori Berita

Label

Iklan

Header Menu

Selasa, 20 Agustus 2024

Dirawat Di RSCM, Gionino (10) Warga Kalianda Butuh Bantuan Para Dermawan

 


KALIANDANEWS, KALIANDA -- Seorang siswa kelas 5 sekolah dasar (SD) bernama Gionino Dwi Andriansyah (10), mengidap penyakit langka membuat dirinya hanya bisa terbaring lemas di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.


Sang ayahanda Andri warga Desa Kecapi, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) menjelaskan, anaknya sempat di vonis menderita suspect sindrom Lenux Gustd saat dirawat di sebuah rumah sakit di Bandar Lampung.


“Divonis sindrom epilepsi langka. Cuma di RSCM sedang dicek ulang diambil cairan otak dan darah dikirim ke sebuah rumah sakit di Malaysia,” jelas Andri, saat dikonfirmasi via telepon, Jumat (16/8/2024).


Andri mengaku, Gionino sudah 20 hari lamanya dirawat di RSCM Jakarta. Ia masih tak percaya anaknya menderita sakit sedemikian rupa. Pasalnya, Gionino siswa yang cukup berprestasi dan selalu rangking 5 besar.


“Awalnya anak saya sehat, tapi setelah usia 10 tahun tiba-tiba sakit. Tepatnya, Januari 2024 anak saya berjalan dan jatuh dengan sendirinya,” kata dia.


Andri melanjutkan, Gionino lalu dirujuk ke RSUD Abdul Moeloek dan sempat mendapat perawatan selama 18 hari. Malang, bulan Juni 2024 kemarin, anak tersebut mengalami drop hingga lemas.

“Bahkan kesulitan untuk bicara, sampai gagal nafas dan masuk ICU selama 6 hari di RSUD Abdul Moeloek,” cetusnya.


Akhirnya, Gionino harus dilarikan ke RSCM Jakarta dan dirawat hingga sekarang. Andri dengan nada lemas, sudah menghabiskan sekitar Rp50 juta untuk biaya luar yang tidak bisa ditanggung BPJS.


“Harus dilakukan cek genetik, tapi belum dilakukan karena keterbatasan biaya. Cukup berat karena untuk cek genetik pengiriman pertama menghabiskan biaya Rp8 juta dan tahap kedua nanti memerlukan Rp18 juta. Butuh biaya sekitar Rp25 juta untuk cek genetik,” ujar Andri.


Belum lagi, Gionino menghabiskan biaya susu Rp230 ribu setiap harinya, karena sudah tidak bisa makan apa-apa lagi. Kondisi itu, berjalan hampir 2 bulan hingga hari ini.



“Tidak pernah (bantuan dari Pemerintah Daerah). Dokter akhirnya menganjurkan membuka donasi melalui yayasan dan keluarga mendukung,” ucap Andri.



Saat ditilik pada laman www.kitabisa.com, sudah ada dermawan yang mendonasikan sejumlah uang dan baru terkumpul dana Rp915.000.

“Harapannya, kepada orang-orang dermawan kalau bisa membantu minta tolong ringankan beban biaya perobatan anak kami,” pungkas Andri.


Bagi dermawan yang ingin menyisihkan rejeki dan membantu perobatan Gionino, bisa menghubungi nomor WhatsApp +62 852-6888-7654 atas nama Andri. (Red/AJ)